Tag: entrepreneur

Personal Branding: Apa dan Mengapa Harus Punya?

Istilah pencitraan sempat menjadi booming beberapa tahun belakangan. Sampai sekarang, istilah ini masih sering dipakai terutama untuk menggambarkan orang yang berusaha memperlihatkan gambaran dirinya. Ironisnya, penggunaan kata pencitraan tak jarang digunakan untuk mencibir orang yang sedang berusaha membangun imej diri atau personal branding. Perlu diketahui, bahwa meskipun tipis, pencitraan dengan personal branding adalah dua hal yang berbeda.

Mengapa orang melakukan personal branding? Apa perbedaannya dengan pencitraan? Tidakkah itu hanya sekadar untuk kepentingan tertentu saja?  Mispersepsi antara personal branding dengan pencitraan membuat orang menjadi memandang sebelah mata pada proses pembentukan imej diri yang sebenarnya penting ini.

Dalam dunia profesional, personal branding adalah salah satu aspek marketing diri yang penting. Bagaimana kita membawa diri kepada publik bisa menjadi representasi kita dari perusahaan tempat kita kerja, sekolah tempat kita menimba ilmu, atau bahkan pada bisnis milik pribadi. Jadi, personal branding bukan sesempit pada pengertian pemolesan diri sendiri atau dalam lingkup pribadi, tetapi juga bisa meluas pada profesi kita.

Bedanya Personal Branding dan Pencitraan

Seperti yang sudah dikatakan tadi, personal branding dan pencitraan punya perbedaan yang tipis. Saking tipisnya, keduanya hampir tidak bisa dibedakan oleh orang awam. Hanya saja, mereka yang benar-benar memiliki personal branding lebih mampu membedakan mana orang yang benar-benar memiliki nilai diri atau imej yang baik dengan mana orang yang sekadar ingin dirinya terlihat bernilai.

Baik personal branding atau pencitraan memiliki tujuan untuk membentuk opini atau pemikiran orang (lingkungan) terhadap diri seseorang dengan ingin seperti apa ia dipandang. Hanya saja, perbedaannya terletak pada effort seseorang melakukan personal branding atau pencitraan tersebut. Ketika orang melakukan personal branding, ia akan lebih fokus pada hal-hal positif yang ia miliki, menonjolkan kelebihan, dan konsisten dengan imej yang ingin dibangun.

Personal branding tidak memanipulasi diri untuk menutupi kelemahannya, tetapi ingin menonjolkan apa kelebihannya, passion-nya, effort untuk mencapai tujuannya. Orang yang serius melakukan personal branding biasanya disertai dengan perilaku-perilaku positif yang bukan hanya untuk kepentingan diri, tetapi juga berusaha membantu orang lain melakukan hal yang sama – sehingga bisa dikatakan bahwa ada kharisma dari orang yang memiliki personal branding baik untuk memengaruhi orang lain agar ikut berkembang ke arah positif.

Berbeda dengan pencitraan. Meski sama-sama untuk membuat imej diri yang baik, perilaku pencitraan terlihat jauh berlebihan dibandingkan personal branding. Pencitraan bukan untuk menonjolkan kelebihan yang dimiliki, tetapi untuk membuat penilaian orang lain terhadap dirinya menjadi sempurna. Hal ini tak menutup kemungkinan bahwa orang yang melakukan pencitraan memanipulasi dirinya sendiri sehingga orang lain akan menganggap dirinya pribadi yang sempurna dan membuat iri. Ciri khas dari perilaku ini adalah sikap yang cenderung mengada-ada (bahasa gaulnya adalah lebay), membohongi diri sendiri, dan perilakunya cenderung tidak natural.

Pentingnya Merek Diri untuk Profesionalitas

Ketika memasuki masa transisi dari “anak sekolahan” ke dalam dunia profesional, perlu diketahui bahwa kita harus merombak sendiri diri kita agar siap hidup di dunia sesungguhnya, dunia kerja. Sampai di sini harus diluruskan bahwa personal branding tidak sekadar memiliki manfaat yang stuck untuk sekadar meloloskanmu pada tahap seleksi kerja. Kamu yang bermimpi menjadi entrepreneur pun sebaiknya tidak membuang pikiran untuk membangun “merek”-mu sendiri. Berbagai macam manfaat mengapa saat ini personal branding dinilai menjadi aspek diri yang sangat penting di dunia profesional adalah sebagai berikut.

1.l Standar Dirimu Meningkat

Kamu tahu persis kamu ingin jadi pribadi yang dinilai seperti apa. Maka kamu mewujudkannya dengan mengubah dirimu ke arah branding yang kamu inginkan. Ketika branding-mu mulai dikenal dan relatif stabil, selamat! Kamu (mungkin tidak) sadar betul kalau “standar dirimu” juga ikut meningkat.

Mindset yang lebih positif, berpikir lebih jauh dan luas, berpikir out of the box, bahkan sampai kemampuan memimpinmu bisa terlihat adanya perubahan yang tentunya sangat positif adalah segelintir contoh standar diri yang meningkat. Membangun personal branding bukan sekadar mengenalkan orang lain tentang “siapa kamu” dan “bagaimana kamu” tetapi juga proses pembelajaran dirimu untuk bisa berdinamika dengan orang lain sebaik mungkin.

2. Tahu Kekuatan dan Kelemahan Pribadi

Orang yang pencitraan akan sangat denial dengan kelemahan mereka bahkan cenderung malu untuk mengakuinya. Sehingga tidak heran kalau tingkah lakunya akan benar-benar sangat fokus untuk mengenalkan (bahkan memanipulasi) kelebihan mereka demi terlihat sempurna di mata orang lain.

Berbeda dengan orang yang benar-benar membangun citra diri. Mereka tidak menolak adanya kelemahan dalam diri mereka (atau situasi tidak menyenangkan yang mungkin harus mereka hadapi selama ini). Akan tetapi, mereka tidak larut dengan kelemahan tersebut dan mencoba fokus untuk mengoptimalkan kelebihan dan kekutan yang mereka miliki. Bagaimana mereka berusaha memaksimalkan potensi yang dimiliki tidak dengan memanipulasi apa yang tidak mereka punya.

3. Tak Perlu Menyamakan Diri dengan Pesaing

Kalau jeli dalam memperhatikan, orang yang pencitraan cenderung berusaha “menyaingi pesaing”. Mereka memiliki standar yang difotokopi dari standar pesaing dan harus bisa melebihi pesaing mereka agar terlihat hebat. Orang-orang yang melakukan pencitraan ini cenderung tidak melihat apalagi sampai menyadari bahwa dalam diri mereka ada standar tersendiri yang bisa dibangun. Inilah bedanya orang pencitraan dengan orang yang membangun personal branding.

Ketika sudah punya tujuan ingin dikenal sebagai pribadi tertentu, seseorang dengan citra diri baik tentu sudah mengetahui kelemahan dan kelebihannya. Sehingga mereka tahu persis bahwa “jalur perlombaan” mereka tidak sama dengan orang lain, mereka berlomba dengan dirinya sendiri untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik berdasarkan kelemahan dan kekuatan yang mereka miliki.

4. Kredibilitasmu Tentu Lebih Bisa Diandalkan

Kredibilitas adalah tingkat kepercayaan orang lain terhadap dirimu. Ini bisa terbentuk dari kombinasi kemampuan dan reputasimu. Orang yang pencitraan tentu dipertanyakan kredibilitasnya karena meskipun (mungkin) reputasinya terlihat baik tetapi kemampuan dari dalam dirinya belum bisa diandalkan.

Kenapa kredibilitas penting? Di dunia profesional, kamu tidak bisa sekadar mengandalkan reputasi saja atau kemampuan saja. Kamu punya reputasi bagus tetapi kemampuan di bawah standar tertentu, belum tentu orang lain mempercayaimu untuk meng-handle sebuah projects. Pun kamu punya kemampuan oke tetapi reputasimu tidak baik, juga tidak mengundang orang untuk mempercayaimu mengerjakan dan menyelesaikan project mereka.

Orang dengan citra diri baik tentunya akan meningkatkan dan mempertahankan keduanya pada level yang sama, tidak memberatkan di salah satu aspek saja. Orang yang pencitraan, bisa nggak berperilaku seperti ini?

5. Lebih Percaya Diri

Dari semua hal yang menjadi “pentingnya memiliki personal branding“, kalau sudah dimiliki tentu saja akan menimbulkan satu hal pasti yang akan dimiliki seseorang: rasa percaya diri. Aura positif ini akan lebih terlihat dan berpotensi menular dari seseorang ke orang lain.

Baik kamu ingin bekerja sebagai karyawan atau bagian dari organisasi maupun sebagai pekerja independen atau wiraswasta (bahasa gaulnya entrepreneur), rasa percaya diri ini akan menolongmu dalam berbagai hal – selama dalam takaran wajar dan tidak berlebihan. Manajemen yang akan merekrutmu melihat bahwa kamu adalah pribadi yang potensial untuk turut membangun perusahaan mereka. Pun kamu sebagai orang yang ingin usaha mandiri juga bisa dengan mantap melakoni pilihanmu tanpa ragu. Dari sisi sosial, orang yang melihat dirimu pun juga lebih nyaman dan tidak jarang terinspirasi dalam hal positif. Apa ya tidak bangga?

Serba-serbi pentingnya punya personal branding ini ditulis untuk menyadarkan kita semua bahwa citra diri bukan sekadar (bahkan tidak satu level dengan) pencitraan. Citra diri adalah kerja keras mengubah diri sebagai pribadi yang lebih tangguh tetapi juga apa adanya (tidak manipulatif). Citra diri adalah bagaimana pribadi kita dan bagaimana kita ingin orang lain mengenal kita sedalam dan sejujur mungkin, bukan sekadar penilaian orang lain terhadap kita. Jadi harapannya, dengan sedikit penjelasan ini bisa menyadarkan kita semua bahwa kita memang harus memiliki dengan membangunnya menurut versi diri kita masing-masing – karena citra diri yang baik akan membawa kita pada lingkaran kehidupan yang baik juga.

Tags: , , ,

10 Film Tentang Entrepreneur yang Dapat Menginspirasi Kamu Menjadi Sukses

Zaman yang semakin maju dan berkembang menuntut kita untuk selalu menjadi manusia yang kreatif dan tangguh agar bisa bertahan serta mampu bersaing. Bahkan tuntutan itu tak sekadar tuntutan materi saja, tetapi juga kesiapan fisik dan mental dari kita sebagai pribadi yang harus bekerja keras. Semakin maju zaman, maka kita juga harus menjadi pribadi yang lebih memiliki imajinasi untuk ‘menciptakan’ kehidupan kita sendiri.

Menjadi entrepreneur kini banyak diminati oleh kaum muda sebagai alternatif sumber penghasilan di tengah zaman yang serba menuntut kesempurnaan. Spesifikasi yang diperlukan untuk menjadi karyawan semakin tinggi dan kompleks sehingga memperketat persaingan. Di saat bersamaan, lapangan pekerjaan terasa semakin sedikit dengan jumlah penduduk yang semakin banyak. Munculnya para pengusaha muda atau entrepreneur ini seolah menjadi jawaban yang dinantikan sebagai alternatif pekerjaan. Lagipula, Indonesia membutuhkan lapangan kerja yang harus diciptakan oleh beberapa orang yang nantinya bisa merekrut masyarakat sebagai pegawainya.

Untuk menyemangati dan menginspirasi kaum muda dalam menjadi entrepreneur, berikut ini merupakan 10 film tentang entrepreneur yang wajib ditonton agar kamu semakin terinspirasi bagaimana suka-duka serta semangat yang harus dimiliki oleh setiap entrepreneur di Indonesia saat ini.

Glengarry Glen Ross

Film karya David Mamet ini sukses menggambarkan bagaimana kejamnya bekerja dalam industri real estate atau perumahan elit yang terletak di Chicago. Film ini bahkan lebih cenderung mengajakmu untuk mengetahui dan memahami bahwa kebohongan dan pengkhianatan diperlukan dalam dunia bisnis. Mengapa layak ditonton meski mengisahkan hal yang negatif? Karena film ini berhasil menggambarkan hampir sama persis dengan keadaan dunia bisnis indutri real estate sesungguhnya.

The Social Network

Siapa yang tidak tahu film yang satu ini? Inilah potret kehidupan Mark Zuckerberg dalam perjalanan dan perjuangannya menciptakan salah satu media sosial terbesar di dunia, Facebook. Film ini menceritakan kisah hidup Mark sebagai mahasiswa Harvard yang menciptakan media sosial yang tidak pernah ia bayangkan akan menjadi se-booming ini bahkan hingga lingkup dunia dan menjadikannya salah satu orang muda terkaya di dunia. Dalam film ini penonton akan diberikan pemahaman lewat gambaran bagaimana agar start-up bisa berhasil dengan menunjukkan kualitas yang dimiliki, misalnya ketangguhan dan sifat fleksibel.

Baca Juga: 5 Aktor Indonesia dengan Totalitas Perannya

Pirates of Silicon Valley

Film ini mengisahkan bagaimana dua pengusaha besar di dunia IT, yaitu Bill Gates dan Steve Jobs, saat bertarung membangun kapal perang mereka masing-masing. Terbukti bisnis dan temuan mereka kini sangat dihargai dunia. Hingga sampai Steve Jobs meninggal dunia pun produknya masih sangat diminati masyarakat dunia. Sementara produk bisnis Bill Gates seolah tak pernah mati dibutuhkan oleh semua penduduk dunia.

Citizen Kane

Film yang satu ini menceritakan tentang kehidupan seorang tokoh yang tidak nyata bernama Charles Foster Kane. Charles dikenal sebagai taipan koran. Kane akhirnya memahami apa yang sesungguhnya menjadi hal terpenting dalam hidupnya. Kelayakan film ini untuk ditonton adalah karena film ini mengajarkan meski meluncurkan bisnis yang sukses merupakan impian setiap pengusaha, namun hal tersebut bukanlah satu-satunya tujuan hidup.

The Pursuit of Happiness

Inilah salah satu film tentang entrepreneur yang kerap kali ditayangkan di layar kaca. Will Smith sebagai pemeran utama film ini sukses memerankan seorang pria yang digambarkan sebagai pribadi yang tangguh dan selalu berusaha untuk mencapai keberhasilan lewat keyakinan dan usahanya – sama seperti yang dibutuhkan dalam jiwa setiap entrepreneur sekarang ini.

Rocky

Setidaknya setiap orang harus pernah menonton film ini satu kali semasa hidupnya untuk diberikan pemahaman lewat aksi tokoh Rocky Balboa yang merupakan seorang petinju kelas dunia. Ia memberikan pesan bahwa kamu bukan orang yang ditakdirkan untuk berhasil, namun kamu harus tetap berjuang karena jiwa kompetitif itulah yang akan membawamu melangkah lebih maju.

Moneyball

Apa yang dibutuhkan oleh seorang pengusaha untuk membuat produknya laku di pasaran? Menjadi sesuatu yang lebih baik – salah satunya. Inilah yang menjadi inti kisah film Moneyball yang menunjukkan bahwa tidak semua bisa dibeli dengan uang. Terkadang alat pembayarannya adalah apa yang dikreasikan dalam pikiranmu sebagai tanggapan kebutuhan di sekitar.

Baca Juga: Lakukan Hal-hal Berikut Selama Usia Remaja untuk Menikmati Hidupmu

The Godfather

The Godfather merupakan sebuah film layar lebar yang diangkat dari sebuah novel berjudul sama. Film ini menceritakan tentang sebuah keluarga pebisnis kecil yang berkembang menjadi organisasi kriminal terbesar di New York. Film ini mengajarkan kepada penonton agar melihat sudut pandang terhadap apa yang membuat mereka bisa menjadi keluarga pebisnis yang paling berpengaruh besar di seluruh negara.

Jerry Maguire

Inilah film yang paling bisa dikatakan cukup menggambarkan apa yang pasti akan terjadi pada setiap entrepreneur saat terjun di dalamnya. Film ini memberikan pesan bahwa sebagai entrepreneur, kamu harus bisa menangani segala masalah secara bijak dan profesional. Meski kamu memiliki semuanya, namun segala hal tetap memiliki risiko yang harus dihadapi.

Office Space

Film dengan genre komedi ini fokus pada tokoh Peter Gibbons yang menyadari bahwa dirinya sangat membenci kehidupannya yang seolah harus taat pada semua aturan dan perintah dari orang yang (katanya) memiliki posisi lebih tinggi darinya. Peter menyadari bahwa dirinya bukan budak yang bisa diperintah seenaknya. Film ini mengisahkan tentang jiwa seorang entrepreneur yang harus dimiliki oleh setiap pebisnis.

Ulasan singkat ini tidak hanya membujukmu untuk melihat isi film saja, tetapi juga mengilhami dan berharap bahwa film ini dapat menginspirasi kamu dalam menjadi seorang entrepreneur sejati, seperti yang dibutuhkan Indonesia saat ini. Siapkan satu kursi enterpreneur untuk dirimu demi Indonesia yang maju, dari sekarang!

Tags: , , ,